Damai Kristus Menggema dari Rumah Paulus Naro: Lima KUB Wilayah I Bertemu dalam Semangat Paskah dan Persaudaraan




Kupang— Layaknya lilin yang menyala di tengah kegelapan, semangat persaudaraan dan iman berkobar hangat dalam kegiatan Temu Sekami Wilayah I yang digelar Senin, 21 April 2025, bertepatan dengan Paskah II, di rumah Paulus Naro. Lima Kelompok Umat Basis (KUB)—yakni KUB Santa Teresa dari Kalkuta (Santres), KUB Keluarga Kudus Nasaret, KUB Frans De Sales, KUB Renha Rosari, dan KUB Ratu Rosari—berkumpul dalam satu irama jiwa, menyatu dalam pelukan Damai Sejahtera Kristus.


Dengan motto yang kuat dan menggugah: "Damai Sejahtera Kristus di Tengah Keluarga", kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang perjumpaan formal, tetapi juga menjadi ruang rohani tempat cinta kasih mengalir bebas, memupuk benih persaudaraan lintas KUB yang selama ini mungkin masih saling berjeda.


Dipandu penuh dedikasi oleh tiga suster pembina wilayah, Suster Sofi, Suster Emil, dan Suster Serefina, serta para pembina Sekami dari masing-masing KUB, kegiatan ini menjelma seperti taman spiritual tempat tunas-tunas iman tumbuh subur—anak-anak Sekami, Sang Harapan Gereja, tampil sebagai pemeran utama dalam perayaan ini.


Elma Gena, Pembina Sekami dari KUB Santres, mengungkapkan harapannya dengan penuh  kasih:

"Semoga dengan kegiatan Temu Sekami ini, anak-anak semakin memupuk rasa persaudaraan dan saling mengenal satu sama lain. Mereka adalah masa depan Gereja, dan dari sinilah mereka mulai belajar merajut jaring cinta kasih."


Semangat yang membara terpancar jelas dari wajah anak-anak Sekami. Dalam sorot mata mereka terpantul cahaya kebangkitan, semangat baru, dan gairah untuk menjadi murid-murid Kristus yang tangguh. Dalam nyanyian, doa, permainan rohani, dan kebersamaan, mereka menunjukkan bahwa iman bukan sekadar kata, tetapi laku hidup yang menginspirasi.


Rumah Paulus Naro pun tak sekadar menjadi tempat, melainkan menjadi altar kasih di mana Tuhan sendiri hadir dalam wujud canda tawa anak-anak, dalam pelukan hangat para pembina, dan dalam kebersamaan yang tulus antarumat. Rumah itu berubah menjadi oase spiritual yang menghidupkan jiwa, menyatukan perbedaan, dan memperkuat persekutuan.


Dalam zaman yang semakin terfragmentasi oleh ego dan kesibukan, pertemuan ini bagaikan pelita di tengah badai—mengingatkan kita semua bahwa Gereja hidup dan bernapas dalam komunitas kecil seperti KUB. Dari sinilah gereja dibangun, dari akar-akarnya: keluarga-keluarga yang saling menopang, anak-anak yang dipelihara dengan kasih, dan iman yang tumbuh dalam tindakan nyata.


Temu Sekami Wilayah I ini tidak sekadar agenda tahunan, tapi adalah panggilan untuk menghidupi Injil dalam konteks keseharian. Ini bukan hanya tentang anak-anak, tapi tentang kita semua yang terpanggil untuk terus menyalakan obor kasih dalam komunitas kita.


Mari terus menjaga api ini. Jangan biarkan padam.





Postingan populer dari blog ini

Diminta Mundur Dari Pilkada TTS, Marten Tualaka : "Saya Bukan Politisi Pinggiran"

Dinilai Memiliki Rekam Jejak Paling Baik,Milenial Kota Kupang Dukung Ansy Lema Jadi Calon Gubernur NTT

"Akibat Kadis di Tahan PBG Terhambat"