Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang semakin dekat, ketua DPD Ketua DPD Hanura NTT, Drs. Refafi Gah, SH menyampaikan memilih pemimpin yang mampu mengayomi seluruh lapisan masyarakat dan membawa NTT keluar dari berbagai persoalan yang dihadapi saat ini.
Menurut Refafi Gah, masyarakat NTT membutuhkan sosok pemimpin yang merakyat, rendah hati, dan memiliki komitmen kuat untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menyebut pasangan Ansy Lema dan Jane Natalia Suryanto sebagai figur ideal yang mampu menyatukan perbedaan suku, agama, dan ras di daerah ini.
"Ansy dan Jane adalah pemimpin yang sederhana dan tidak sombong. Tutur kata dan gerak tubuh mereka menunjukkan komitmen untuk melayani semua golongan tanpa membedakan latar belakang," ujar Refafi.
Fokus Mengatasi Persoalan Mendesak
Refafi Gah menyoroti berbagai tantangan utama yang dihadapi masyarakat NTT, termasuk kemiskinan, stunting, akses pendidikan yang terbatas, dan mutu pendidikan yang rendah. Ia menilai pasangan Ansy dan Jane sebagai sosok pemimpin yang memiliki visi jelas untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Masyarakat hidup dalam himpitan ekonomi yang mencekam. Kita butuh pemimpin yang mau mendengar dan membawa rakyat keluar dari kesulitan ini. Ansy dan Jane adalah pemimpin dengan etika, moral, dan komitmen yang tinggi," lanjutnya.
Pemimpin dengan Integritas
Pasangan ini juga dinilai memiliki integritas dan tidak akan tunduk pada kepentingan pemilik modal. Refafi Gah menegaskan bahwa masyarakat NTT menginginkan pemimpin yang bersih, jujur, dan adil. Ia juga yakin bahwa langkah Ansy dan Jane akan selalu diberkati Tuhan dalam membawa perubahan bagi daerah ini.
"Dari wajah dan tutur kata mereka terpancar kejujuran. Mereka datang dengan komitmen besar untuk membangun NTT dengan pikiran yang luas dan analisis yang tajam," katanya.
Seruan untuk Kesatuan
Sebagai penutup, Refafi Gah menyerukan agar para calon pemimpin daerah menjunjung tinggi semangat persatuan dan persaudaraan. Ia menekankan pentingnya menjauhkan diri dari politik yang memecah belah demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat NTT.
"Para calon gubernur dan wakil gubernur harus mampu mempersatukan masyarakat, bukan saling menghujat. Ini adalah momen untuk membangun kasih dan persaudaraan," tegasnya.