Debat Pertama hingga Kedua, Ansy-Jane tetap Komitmen Sejahterakan Masyarakat lewat Peranan Perempuan





Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) menunjukan komitmen dari debat pertama hingga debat kedua, tetap fokus pada partisipasi perempuan dalam mensejahterakan Masyarakat  NTT. 

Ansy sebagai mantan anggota DPR RI tentunya memahami kemiskinan di NTT masih didominasi oleh masyarakat pedesaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di NTT pada Maret 2024 mencapai 19,48%, dengan angka kemiskinan per desa lebih tinggi di angka 23,41%.

Dalam kesempatan itu, Ansy mengusulkan penyelenggaraan musyawarah khusus perempuan atau musrenbang tematik perempuan untuk memastikan keterlibatan perempuan dalam menentukan program-program pemberdayaan yang mereka butuhkan.

“Kemiskinan di NTT bukan sekadar soal materi, tapi juga soal akses dan kesempatan. Dengan keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan di desa, kami berharap bisa mendorong kesejahteraan yang merata dan berkeadilan,” ucap Ansy di Auditorium Universitas Nusa Cendana pada Rabu (6/11/2024).

Melalui Desa Manyala, pasangan Ansy-Jane berencana mengalokasikan dana Rp 100 juta per desa setiap tahunnya. Dana ini akan digunakan untuk mendukung berbagai inisiatif pemberdayaan perempuan dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

“Bagi kami, membangun NTT berarti membangun desa. Ini juga berarti membangun kehidupan petani, peternak, dan nelayan yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah,” lanjutnya.

Sedangkan calon wakil Gubernur NTT Jane Natalia Suryanto sebagai perempuan, tentunya memahami benar peran perempuan sebagai penggerak kesejahteraan keluarga.

Jane mengungkapkan bahwa melalui Desa Manyala, akan diadakan program-program prioritas seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebesar Rp 1 juta per posyandu per bulan dan tunjangan operasional bagi kader posyandu sebesar Rp 300 ribu per bulan.

Jane juga menggagas Gerakan 1.000 Laptop untuk membantu anak-anak SMA/SMK dari keluarga kurang mampu agar memiliki akses belajar yang lebih baik.

“Perempuan adalah garda terdepan dalam mengubah kesejahteraan keluarga. Kami ingin memastikan bahwa setiap perempuan di desa dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi melalui UMKM atau usaha lainnya yang akan meningkatkan pendapatan keluarga,” jelas Jane.

Program Ansy-Jane Direspon Positif oleh Masyarakat

Tagline “Manyala Kaka” yang diusung pasangan Ansy-Jane mengandung harapan agar NTT bangkit melalui pemberdayaan desa. Dalam waktu singkat, program Desa Manyala berhasil mendapat respon positif dari masyarakat desa yang merasa bahwa inilah program yang benar-benar menjawab kebutuhan mereka.

“Bagi kami, NTT bukan lagi singkatan Nasib Tidak Tentu atau Nusa Tidak Terurus, tapi Nelayan, Tani, Ternak. Kami ingin menjadikan masyarakat desa sebagai subjek pembangunan dan tidak hanya sebagai objek bantuan,” tutup Ansy.

Pasangan Ansy-Jane optimis mampu mengubah NTT menjadi provinsi yang sejahtera dan berkeadilan. Program Desa Manyala menjadi solusi nyata yang tidak hanya menurunkan angka kemiskinan, tetapi juga mengangkat martabat masyarakat desa sebagai penggerak ekonomi NTT.

Artikel Pilihan

Iklan