Nama Marten Tualaka dikancah perpolitikan TTS sudah tidak asing lagi. Tokoh muda yang saat ini memangku jabatan sebagai Anggota DPRD TTS 3 periode ini, sedang santer diberitakan sebagai salah satu Calon Wakil Bupati TTS pada Pilkada November 2024 mendatang, yang akan berpasangan dengan Salmun Tabun sebagai Calon Bupati diusung Partai Nasdem dan Partai Hanura.
Secara Geopolitik, Marten Tualaka adalah satu-satunya tokoh muda Amanatun (Anas) yang tampil untuk mencoba peruntungannya pada Pilkada November 2024 mendatang, yang juga digadang-gadang sebagai salah satu figur yang bakal membuat Paket Tabun-Tualaka sebagai kambing hitam dalam even politik lima tahunan ini.
Siapa sangka, Ketua DPC Hanura TTS ini ternyata pernah tinggal 15 tahun dengan Alm.Piet A. Tallo, SH ; mantan Gubernur sekaligus politisi legendaris di Propinsi Nusa Tenggara Timur, terutama di Kabupaten TTS.
Siapa tak kenal Piet Tallo?
Penasaran dengan informasi tersebut, wartawan media ini coba menyempatkan diri mampir ke kediaman Marten Tualaka pada Rabu,31/07/2024 di bilangan Kelurahan Nunumeu, Soe dan berbincang-bincang dengan Doktor jebolan IAKN Kupang ini.
Sosok yang selalu ramah dengan siapa saja ini, lantas menyambut wartawan dan dengan sukacita berbagi kisahnya sambil mengenal Alm Piet A. Tallo sebagai panutan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan pribadinya, terutama kehidupan politiknya.
“Benar bu, saya tinggal 15 tahun dengan Pak Piet Tallo dari tahun 1994 sampai 2009, pas masuk SMA sampai S2, jadi beliau yang kasi sekolah saya” ungkap Tualaka mulai melukiskan kisahnya tinggal dengan mantan orang nomor 1 di NTT ini.
Marten menyebut momen kebersamaannya dengan Keluarga Piet Tallo sebagai sebuah anugerah Tuhan dalam hidupnya yang sudah menghantarnya sampai titik kehidupan seperti saat ini.
“Saya tidak akan berhenti bersyukur kepada Tuhan karena pernah tinggal bersama Pak Piet Tallo, makanya boleh dikatakan bahwa sepertinya separuh dari karakter hidup saya sangat terobsesi dengan beliau (Piet Tallo-red), karena sebagai anak dalam rumah, tentu saja saya tau persis kehidupan beliau seperti apa ; baik sebagai publik figur maupun sebagai orang tua yang sangat dihormati dalam keluarga” kisah Marten mengenang kebersamaannya dengan Keluarga Piet Tallo.
Ditanyakan mengenai apa saja kegiatan – kegiatan yang dilakukan saat bersama Keluarga Piet Tallo, ayah 3 anak ini membeberkan bahwa selain mengerjakan kerja-kerja rumahan sabagaimana layaknya anak, Marten juga seringkali diajak mendampingi Piet Tallo dalam acara-acara pemerintahan maupun acara-acara non formalnya.“ya, saya kadang jadi beliau punya ajudan pribadi sudah” canda Marten sambil terus berkisah.
Ditambahkan juga, bahwa pernah suatu kali, ada acara di hotel dan Pak Piet Tallo harus membawakan sambutan tapi belum diantar dari Kantor Gubernur, maka tanpa pikir panjang Piet Tallo meminta Marten mengerjakannya.
“jadi beliau suruh saya duduk ko bekin sambutan, ini pertama kali jadi saya juga gugup... tapi beliau bilang harus belajar, jadi kemudian beliau duduk dan beliau mulai sebut hal-hal yang mau dia sampaikan, lalu suruh saya uraikan jadi sambutan” kisah Marten sambil menerawang.
Sosok Piet Tallo dimata Tualaka adalah sosok yang punya disiplin yang kuat, memiliki etos kerja yang tinggi, rendah hati dan suka menyenangkan rakyat.
Marten menceritakan bahwa Piet Tallo sering mengerjakan banyak urusan pemerintahan terutama yang berhubungan dengan tanda-tangan surat-surat hingga larut malam, bahkan tidak jarang sampai dini hari.
Dan sikap-sikap seperti itulah yang sering menginspirasi Marten dalam meniti karier politiknya di Kabupaten TTS, termasuk saat ini dirinya mencoba peruntungan politiknya sebagai Wakil Kepala daerah.
Tentu publik TTS akan dibuat makin penasaran dengan kisah perjalanan politik Marten di kancah perpolitikan di bumi cendana ini ; apakah aura dan kharisma Piet Tallo sebagai mantan Bupati TTS akan sukses mengantar Marten menjadi orang nomor 2 di Kabupaten TTS? ataukah kisah kasih mereka hanyalah sebuah perjalanan hidup yang telah berlalu.
Semua bergantung pada kehendak Tuhan melalui pilihan rakyat Timor Tengah Selatan.