Kupang,-Melkior Alexander Lukas Penjabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program Balai Wilayah Sungai Papua Merauke, akhirnya berhasil lulus pada Ujian Tertutup Naskah Disertasi sebagai tahapan meraih gelar Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Nusa Cendana (Undana),Selasa 16 April 2024.
Melkior Lukas dibimbing beberapa promotor, di antaranya Promotor Prof I Gusti Arjana,Co-promotor 1 Dr David Pandie,Co-Promotor 2 Dr. wiliam Djani.
Melkior mempertahankan disertasi berjudul "Analisis Tata Kelola Air (Water Governance) pada Kelembagaan Pengelolaan Irigasi di Daerah Irigasi Bena Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan" dihadapan lima orang yakni Penguji Ekternal dari UNTAG Surabaya Prof Dr. Agus Sukristyanto MS, Prof. Dr. Aloysius Liliweri, M.S, Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D, Dr. Nursalam, M.Si dan Dr. Petrus Kase, M.Soc.Sc.
Pria kelahiran NTT dan berdarah campuran Belu Sabu tersebut awalnya bekerja di Balai Wilayah Sungai NT II Prov NTT dan pernah menjabat sebagai PPK OP SDA .Dan sekarang bertugas sebagai PPK Perencanaan dan Program pada Balai Wilayah Sungai Papua Merauke.
Melkior mengemukakan alasan memilih judulnya karena ditemukan beragam dan dinamis permasalahan tentang pengelolaan air di daerah irigasi Bena. Hal tersebut membuatnya mengajukan penelitian soal itu.
Ia menambahkan dari hasil penelitian ditemukan bahwa water governance dalam Kelembagaan Pengelolaan Irigasi (KPI) di daerah irigasi Bena Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten TTS menggunakan model analisis water governance dari Van der Kerk, et al (2013:8).
Menurut Melkior dengan hasil temuan pada dimensi content layer masih terkendala pada penyaluran informasi, tidak ada sharing knowledge dan skill serta implementasi kebijakan yang masih buruk, pada dimensi institutional layer pada indikator organisasi ditandai dengan rendahnya prioritas kegiatan OP, kurang konsistennya komitmen pemerintah dalam menangani OP serta mati surinya P3A.
Bahkan ditemukan, lanjutnya instruments yang tidak mendukung serta pada dimensi relational layer pada indikator cooperation ditemukan tidak terlibatnya petani, ketua kelompok tani setempat dan perwakilan desa, culture yang terhambat oleh moderninsasi serta transparency masih belum optimal.
Dikatakan dari hasil penelitian tersebut disarankan agar tata kelola kelembagaan pengelolaan air diperlukan adopsi sistem tata kelola air Atoni Pah Meto sebagai collaborative indigenous water governance yaitu komponen pengelolaan air secara bersama (common pool resources) yang berbasis pada nilai-nilai religiusitas lokal Atoni Pah Meto seperti trust, keadilan, kesetaraan penataan air, gotong royong, akuntabilitas serta risk taker (menanggung kerugian bersama) sebagai rule of the game dalam pengelolaan irigasi."Salah satu persoalan serius ke depan adalah tata kelola air dan menjadi fokus penelitian ini,"kata Alumni Faperta Undana tersebut.
Setelah dicecar beberapa pertanyaan terkait Disertasi yang diajukan akhirnya berhasil mempertahankan Desertasi nya dihadapan 5 Penguji dan di dampingi 3 Promotor atau pembimbing yang mendampinginya.
"Puji Tuhan semua berjalan dengan lancar berkat berkat arahan para penguji serta doa dari sahabat serta keluarga,"tutupnya.