Tim Rajawali ala Fransiscus Go, Menerbangkan Generasi Muda NTT












Kupang - Bukan Frans Go namanya, jika tidak punya ide, gagasan dan solusi. Dia memanusiakan manusia, sekalipun itu tak dikenalnya. Saat ini, sosok filantropi asal Nusa Tenggara Timur itu menggagas pembentuk Tim Rajawali. Setelah di Jakarta dan Jogyakarta, CEO GMT Institute itu juga membentuk Tim Rajawali di Kupang, pada Jumat (8/3/2024). Komunitas ini, nantinya dipersiapkan untuk menghadapai tantangan di era digiltalisasi. Mereka dibekali pengetahuan tentang apa saja, supaya menjadi pelayan (pemimpin) yang cekatan, dan berani tampil di semua ajang. "Kita bentuk Tim Rajawali menjadi sebuah komunitas yang menumbuhkan semangat cinta tanah air dan keberanian, di kalangan generasi emas Indonesia. Kita akan bekali para pemuda NTT dengan pengetahuan, keterampilan, dan kepemimpinan yang kuat. Sebagai pelopor perubahan, Tim Rajawali akan menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan bangsa," kata Frans Go.


Sebagai pengusaha sukses, Frans Go sendiri akan memberikan kiat-kiat berbisnis yang jitu. Tidak cuma itu, selaku pemerhati tenaga kerja, Frans Go juga akan membuka cakrawala Tim Rajawali yang notabene para milenial NTT, agar tampil paling depan untuk memerangi Tidak Pidana Perdagangan Orang (TTPO). "Ini hal krusial yang mesti dipahami bersama. Bahwa mereka yang bekerja di luar negeri demi mencari kehidupan yang lebih layak, adalah pahlawan devisa. Tapi karena pengetahuan mereka terbatas tentang cara penempatan tenaga kerja di luar negeri, maka banyak tenaga kerja NTT yang tersangkut masalah. Ya tentang upah yang tidak transparan, dikirim secara ilegal, dikejar-kejar karena berstatus ilegal, hingga berperkara di pengadilan karena ribut dengan majikan. Tim Rajawali inilah nantinya kita harapkan bisa memberikan pencerahan bagi masyarakat NTT, supaya mereka bekerja di luar negeri secara resmi," papar Frans Go.


Mirisnya hati seorang Frans Go melihat carut-marut dunia pendidikan di NTT, ikut menginspirasinya membekali Tim Rajawali tentang rool model pendidikan yang berdaya saing. Tim Rajawali diharapkan jadi duta-duta pendidikan, guna mengangkat citra pendidikan NTT sehingga mampu bicara di level nasional, bahkan internasional. Salah satunya, Frans Go yang mengenyam pendidikan SD-SMP di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, lalu SMA Negeri 1 Kota Kupang, akan mencontohkan bagaimana dia membantu dan memberi beasiswa bagi anak-anak NTT yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jejang perguruan tinggi. Setelah lulus, mereka lalu dipekerjakan di perusahaan-perusahaan yang dipimpin Frans Go.


Anak-anak NTT yang putus sekolah di jalur formal, juga menjadi perhatian serius Frans Go. Pendidikan vokasi ditawarkan. Setelah tamat, mereka diharapkan jadi ahli di bidangnya. Misalnya tenaga las, mekanik motor atau mobil, teknisi AC, sopir, kerja di kebun dan beternak. Sayangnya, tidak banyak orang yang peduli pada anak-anak NTT yang putus sekolah. "Mereka harus diberi pendidikan vokasi dan soft skill lainnya, sehingga punya masa depan. Nah, harapan kita Tim Rajawali benar-benar bisa mengakomodir semua ini. Terbang setinggi mungkin sesuai namanya, menjadi pelayan dan pemimpin bangsa ini," imbuh direktur Yayasan Felix Maria Go itu.


Frans Go juga mengapresiasi kerja timnya yang telah memberi pelatihan jurnalistik, di sejumlah perguruan tinggi yang ada di NTT. Di mata Ketua Kamajaya Business Club ini, dunia jurnalistik banyak digemari anak-anak NTT. Tak heran, kata dia, beberapa media sekelas Metro TV, MNC Group, Trans TV dan media nasional lainnya, ada anak NTT menjadi wartawannya. "Kita akan memberikan pelatihan jurnalistik bagi Tim Rajawali, supaya mereka punya wawasan tentang dunia media. Selamat ya, kalian terpilih menjadi pemuda NTT yang akan diberikan banyak ilmu dan wawasan, untuk mempersiapkan kalian semua menjadi pemimpin nasional pada masa datang. Mari katong baku jaga (BAJAGA)!" pungkas Frans Go. (*/robert kadang)

Artikel Pilihan

Iklan