Oelamasi,- Gegara tidak membayar upah hingga lima bulan,belasan buruh nekat memblokir akses masuk PT Adhi Karya pada sabtu (08/07/2023).
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes mewakili ratusan buruh, operator dan mandor yang bekerja di PT Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana proyek Pekerjaan Pembangunan 2100 unit rumah bagi Pejuang Eks Timor-Timur di lokasi burung unta, Desa Camplong Dua, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Domy Sila salah seorang buruh kepada wartawan mengatakaan bahwa upah kerja sekitar 120 buruh sejak pekerjaan di mulai hingga kini belum dibayar PT Adhi Karya.
“Kita kerja sejak bulan Maret lalu hingga saat ini belum dibayar sama sekali makanya kita ambil tindakan seperti ini agar hutang kami bisa cepat dibayar,"ujar Domi
Dikatakan,PT Adhi Karya selaku Kontraktor Pelaksana tidak membayar upah para buruh mandor serta operator selama kurang lebih enam bulan lebih selama proyek tersebut berlangsung.
Menurutnya,sebagai perusahaan BUMN seharusnya memberikan contoh yang baik kepada Kontraktor lokal dengan tidak berhutang hingga berbulan-bulan seperti ini.
“Kalau hanya satu dua bulan kami masih maklumi karena memang di proyek biasanya begitu, tetapi sampai 4 bulan bahkan sudah mau 5 bulan,jangan sampai tidak dibayar terus menghilang,"pungkas Domy.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Karsa Pilar Konstruksi Yudha Richard saat ditemui di lokasi Proyek pada Sabtu, (08/07/2023) mengatakan, sesuai dengan perjanjian yang disepakati Bersama dengan PT. Adhi Karya melalui Project Manager Proyek pembangunan 2100 unit rumah Eks Pejuang Timor Timur di Kabupaten Kupang Mai Irvan Evir, seluruh utang sesuai dengan Kontrak yang telah ditandatangani bersama dibayarkan paling lambat hari Jumat, tanggal 07 Juli 2023.
“Sesuai dengan surat kesanggupan Pembayaran yang ditujukan kepada kami, semua tunggakan (sekitar Rp 2,6 milyar) lebih itu diselesaikan pada hari jumat, tanggal 07 Juli 2023, tetapi nyatanya sampai dengan hari ini (sabtu 08/07/2023) belum dibayar satu rupiah, inikan sudah ingkar janji bahkan bisa dibilang penipuan, karena surat itu ditandatangani diatas materai, dan itu mengikat kenapa belum dibayar," katanya.
Yudha menegaskan, jika semua tunggakan ini dibayarkan maka, pekerja dan semua alat-alat berat termasuk dump truk yang ada di lokasi semua terbayarkan.
“Kita sudah tagih berbulan-bulan tetapi tidak ada sama sekali pembayaran, apabila dibayar sesuai perjanjian tentu tidak ada masalah di lapangan seperti ini, kasian pekerja saya semua tidak dapat upah,"tegas Yudha.
Ia meminta agar semua tunggakan dibayar lunas tanpa mencicil
"Saya minta semua tunggakan harus dibayar lunas tidak boleh dicicil,"pintanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Adhi Karya yang sudah berulang kali didatangi di kantor proyek namun tidak mau memberikan keterangan, bahkan semua pegawai saat ditanya wartawan terkait persoalan tersebut terkesan membungkam dan menghindar.(Tim).