ANSY LEMA GELAR BIMTEK BUDIDAYA KELAPA DI TIGA KABUPATEN PERBATASAN




KEFAMENANU - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau yang akrab disapa Ansy Lema menggelar bimbingan teknis (bimtek) tentang perkebunan tanaman kelapa di tiga kabupaten perbatasan.

Kegiatan bertajuk “Budidaya dan Ekonomi Petani Kelapa” ini masing-masing berlangsung pada 21 Maret 2023 di Betun, Kabupaten Malaka, 23 Maret 2023 di Atambua, Kabupaten Belu dan 25 Maret 2023 di Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

Bimtek tersebut mengedukasi 300 petani dan penyuluh dari wilayah yang memiliki potensi perkebunan khususnya tanaman kelapa.



“Perlu ada komoditas perkebunan unggulan di tiga kabupaten perbatasan ini. Sebagai beranda terdepan Republik, tiga kabupaten ini harus mampu menghasilkan komoditas yang menjadi kekhasan daerah,” ujar Ansy ketika memberikan sambutan secara virtual pada Sabtu, 25 Maret 2023.

Menurut dia, upaya pemerintah pusat memperkuat semua daerah perbatasan dengan persepsi beranda depan, harus didukung dengan kerja gotong-royong sampai ke daerah, sehingga wilayah-wilayah tersebut memiliki fondasi ekonomi yang kuat dari komoditas lokalnya.

“Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang bisa menjadi komoditas lokal unggulan dari ketiga daerah ini,” lanjutnya dalam paparan materi bimtek.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran menyatakan, upaya membangun komoditas lokal unggulan telah disiapkan dalam rencana kerja pengembangan perkebunan di Malaka.

“Sinergi kerja sama dengan Pak Ansy Lema dapat membantu daerah untuk mewujudkan harapan tersebut,” ujarnya dalam sambutan pada pembukaan bimtek di Betun, Malaka.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belu, Gerardus Mbulu, SE menyatakan, upaya peremajaan tanaman kelapa di Belu sudah dimulai tahun lalu.



“Program peremajaan tersebut didukung dengan bantuan 11.000 anakan kelapa hasil perjuangan Pak Ansy Lema. Kini semua petani sasaran telah menanam semua anakan tersebut dengan harapan mampu menambah luas kawasan peremajaan hingga 100 hektar,” ujarnya dalam sambutan pada bimtek di Atambua, Belu.

Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Bernard de Rosari, yang hadir sebagai narasumber dalam ketiga bimtek mengatakan, kebanyakan kelapa yang ada di wilayah NTT merupakan warisan dari generasi sebelumnya. Kesadaran generasi baru untuk menanam kelapa semakin berkurang.

“Mereka menyebut diri petani kelapa, tetapi itu karena proses panen dan pemeliharaan. Sedikit sekali yang menanam, karena sejak lahir dan tumbuh besar pohon kelapa itu sudah ada, tanaman warisan. Petani kelapa hari ini harus menanam kelapa, sehingga ada peremajaan, ada perluasan, ada warisan bagi generasi selanjutnya,” ujarnya.***

Artikel Pilihan

Iklan