Suandi: "Kurikulum Merdeka Direspon Baik Semua Sekolah di Indonesia"





Kupang,vista-nusantara.com,- Data menunjukkan bahwa kurikulum merdeka direspon baik oleh semua sekolah di indonesia.Hal tersebut disampaikan Pengawas Sekolah Kota Kupang  Suandi,S.Pd saat membawakan materi dalam kegiatan  sosialisasi Kurikulum Merdeka di Aula Lantai II SMAK Giovanni Kupang,Selasa(12/04/2022).

" Program Sekolah Penggerak di Indonesia tahap pertama  25.000 dan Tahap kedua  ada 10.000 yang sudah mendaftar dan hendak menerapkan PSP,"rinci Suandi.

Suandi mengatakan Kurikulum merdeka belajar inilah sekarang pada tahap dua sekitar 10 ribu sekolah  termasuk di Kota Kupang,"katanya.


Dikatakan,dari 10 ribu ini bukan dipilih dan ditetapkan begitu saja oleh pemerintah dalam hal ini kementerian, melainkan mereka telah berkompetensi untuk merebut kuota 10 ribu  menjadi Sekolah Penggerak Kurikulum Merdeka.



" Dalam berkompetisi sekolah-sekolah itu harus mempersiapkan diri secara baik sehingga bisa lolos menjadi Sekolah penggerak,"sebut Suandi.


Suandi menjelaskan bahwa Pemerintah dalam menerapkan PSP ini  tidak serta merta langsung diperbolehkan pada semua sekolah tapi melalui proses sesuai standar kualifikasi sekolah pada ukuran layak dan tidaknya menjadi sekolah penggerak. Ini terlihat dari berbagai aspek sesuai kriteria yang ditetapkan pemerintah. Sehingga  PSP itu sangat tergantung dari kesiapan sekolah,"jelasnya.


 " Di NTT tahap awal sekolah penggerak itu terdapat di beberapa daerah saja, seperti Kota Kupang, Rote Ndao, Sumba Timur, Manggarai Timur dengan Manggarai. Pada tahap sekarang ada pengembangan lagi dari 22 kabupaten/kota,"sebut Suandi.


Menurutnya,Sistem pengembangan yang tidak serentak itu karena pertimbangan pemerintah mungkin dari sisi anggarannya dan juga kesiapan sekolah karena ini harus kompetisi,"ungkap pria kelahiran jawa tersebut.


" Jadi kesiapan itu meliputi, antara lain Kepala sekolah dan guru-gurunya. Karena itu untuk menjadi sekolah penggerak kepala sekolah dan guru-guru harus dilatih, dibekali atau sosialisasikan tentang kurikulum tersebut,"kata Suandi.


Lebih lanjut Suandi menjelaskan Pembekalan DKP, Kepala sekolah dan guru untuk penerapan kurikulum merdeka itu sangat cepat  untuk kelayakan sebuah sekolah sebagai Sekolah Penggerak, tidak seperti kurikulum 2013 itu sistemnya berjenjang dan lama untuk penerapannya,"jelasnya.

" Dalam mengembangkan Pendidikan di sekolah- sekolah  pada kondisi sekarang ini ada tiga  kurikulum yang  dilaksanakan  yaitu kurikulum 2013, Kurikulum Kedaruratan dan Kurikulum Merdeka.

Suandi menyebutkan sekarang bila pihak sekolah sudah dilatih, dibimtek, sosialisasi atau ikuti seminar dan lain-lain maka kementerian akan turun langsung untuk mendampingi selama setahun berupa couching untuk perencanaan kedepan demi perubahan sekolah itu,"ungkapnya 



" Dan  PMU yang lebih pada program yang sudah dilaksanakan dan dikaji untuk permasalahannya dihadapi sekolah dan menemukan pemecahannya, solusi atau jalan keluarnya yang diusul ke kementerian supaya bisa dibantu sesuai kebutuhan.


Suandi menjelaskan ada tiga jalur yang dilakukan Pemerintah  dalam penerapan kurikulum merdeka untuk kearah  sekolah penggerak  yakni pertama jalur mandiri belajar, kedua jalur mandiri berubah dan yang ketiga adalah jalur mandiri berbagi,"ungkap Suandi.


Sedangkan Untuk SMAK Giovanni Suandi mengatakan  tidak masuk dalam sekolah penggerak melalui kompetisi karena syarat kepala sekolah dari sisi usia tidak memenuhi lagi,"paparnya. 


Namun ada ruang melalu jalur berubah sehingga kepala sekolah melihat peluang itu dengan menggunakan jalur mandiri berubah melengkapi instrumen-instrumen sesuai dengan petunjuk kementerian diusul dan disetujui sehingga sekolah ini bisa menjadi penggerak. 


Lebih lanjut Suandi mengatakan kemungkinan dari pihak kementerian akan membantu memfasilitasi keperluan sesuai tuntutan kurikulum merdeka untuk menjadi sekolah penggerak.


"Kegiatan sosialisasi ini bertujuam  agar guru-guru memahami kurikulum merdeka,"sebutnya.


Suandi juga memberi apresiasi kepada para guru SMAK Giovanni yang begitu antusias mengikuti sosialisasi kurikulum merdeka.


"Guru-guru di sini luar biasa, mandiri dan memiliki daya kritis yang hebat, kemampuan untuk belajar beradaptasi akan cepat bila kurikulum merdeka diterapkan,"ungkap Suandi.


Menurut Suandi Guru-guru SMAK Giovanni memiliki kompetensi, skill yang tidak diragukan apa lagi ada punya pengalaman sebagai instruktur yang sering dipakai oleh LPMP "tutupnya.

Artikel Pilihan

Iklan