Maksi Nenabu : "Musuh Jalan adalah Air"





Kupang,vista-nusantara.com,--Proyek-proyek pembangunan jalan dan jembatan di musim hujan yang intensitas curah hujan tinggi dapat menjadi ancaman tersendiri. Hal ini dapat di buktikan berdasarkan hasil pantauan tim media di lapangan dan juga merujuk dari berbagai pemberitaan  media boleh terlihat begitu banyak jalan dan jembatan telah dibangun rusak parah.  Ada jembatan putus, ada aspal tergelupas, ada jalan  pengerasan terkikis, air tergenang dan tanah berlumpur bak kubangan kerbau dan sebagainya. 


Realita ini terjadi hampir di seluruh kabupaten kota se-NTT, seperti di Manggarai Timur Kecamatan Elar Selatan, Manggarai dengan viral berita anggota dewan harus bersusah payah mengeluarkan mobil dari lumpur saat kunjungan kerja. Di Sumba salah satu kabupaten juga jalan terkikis erosi, dan berlumpur sehingga akses jalan sedikit sulit untuk mempercepat urusan.


Di Pulau Timor pada beberapa titik di Kabupaten Kupang, misalnya pembangunan jembatan di Sungai Siumate yang tidak proporsional dengan hitungan terhadap hujan, sungai meluap dan merendam rumah warga, bahkan 3 warga terbawa arus 2 selamat 1 orang tewas. 


Dalam kondisi hujan seperti ini telah merusak jalan dihotmix yang dibangun oleh kontraktor dan pemerintah baik pusat,provinsi maupun kabupaten. Anggaran yang dikeluarkan Milyaran dan kondisi alam tentu tidak kompromi. Jalan menuju obsevartorium, Takari Lelogama, Jalan Pariti -Amfoang Utara, Naikliu dan bahkan Jalan Camplong - Fatuleu. Semua jalur jalan tersebut pada titik-titik tertentu rusak dan membuat akses kendaraan terhambat. Padahal harapan dari pembangunan infrastruktur ini adalah demi memperlancar arus ekonomi, barang dan jasa demi masyarakat.


Dengan kondisi seperti ini, Trang Wahyu Direktur  PT Adisty Indah yang mengerjakan jalan  Oelbiteno-Huakoto,ketika dimintai keteranganya  via telepon seluler menjelaskan, masalah utama kerusakan ini adalah akibat tingginya intensitas hujan. Secara teknologi pengerjaan memenuhi standar teknis atau SOPnya. Hanya situasi dan kondisi alam tidaklah mudah untuk diprediksi dampak terhadap pembangunan jalan tersebut. Curah hujan tinggi dan menyebabkan terjadinya banjir tentu aspal akan pecah-pecah, terbongkar dan terbawa banjir, " Keluh Sang Direktur.


Hal yang sama pun pernah diungkap Direktur PT Hutama Mitra Nusantara Haji Rahman, perusahaan yang menangani Paket pekerjaan Lelogama, Direktur PT Tunas Baru Abadi,Rofinus Fanggidae, Perusahaan  yang menangani proyek aspal Aplal- Noelelo, Bahwa dalam kondisi hujan pasti akan  sering terjadi demikian, karena kondisi tanah,bisa  menyebabkan terjadinya longsor,Kita pun telah membuat sesuai hitungan teknisnya, tapi itulah keadaan lapangan. Sekarang kita lakukan pemantauan terhadap  titik kerusakan tapi tidak bisa dikerjakan saat ini  karena kondisi cuaca yang  belum memungkinkan untuk diperbaiki.


Sambil menunggu  kondisi alam  memungkinkan akan kita perbaiki, karena semua paket pekerjaan tersebut  masih dalam masa pemeliharaan dan perawatan. Kita akan Perbaiki ke depan, " ujar Direktur Adisty Indah


Kepala Dinas PUPR NTT, Maksi Nenabu ST MT ketika dimintai keterangan Selasa (01/03/2022) malam,menuturkan bahwa kerusakan pembangunan jalan, baik aspal maupun pengerasan pada umumnya  itu akibat dari curah hujan yang tinggi dan ditambah pula beban lalu lintas kendaraan,"sebut Maksi.


"Musuh jalan adalah air. Kalau air dalam kondisi terendam di badan jalan yang  tergenang, ditambah lagi dengan beban kendaraan saat memobilisasi material  maka jalan umumnya akan terlepas, mudah rusak baik yang  beraspal maupun tidak beraspal, jalan biasa. Jadi prinsipnya seperti itu, curah hujan yang tinggi  dan beban kendaraan  pada musim hujan peluang rusak sangat tinggi," ungkap Maksi.


Menurut Kadis PUPR NTT,  jalan- jalan  rusak  tersebut tetap menjadi perhatian untuk perbaiki. Lagi pula dalam masa pemeliharaan itu tanggungjawab perusahaan kontraktor untuk memperbaiki,"tutup Maksi.


Artikel Pilihan

Iklan