"Politisi dan Konglomerat di Pusaran Bisnis PCR"

 








Jakarta,vista-nusantara.com,- Di tengah pendapat masyarakat akan harga tes usap PCR yang dirasa terlalu mahal, laboratorium tes ternyata dimiliki sejumlah nama besar.


Di tengah keluhan masyarakat akan harga tes usap polymerase chain reaction (PCR) yang terlalu mahal, laboratorium tes PCR ternyata dimiliki sejumlah politikus dan konglomerat.


Berikut nama-nama Politisi dan konglomerat yang ada di pusaran bisnis PCR:


Luhut Binsar Pandjaitan


Dua perusahaan yang terafiliasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yaitu PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi tercatat sebagai pemilik saham GSI Lab di bawah PT Genomik Solidaritas Indonesia yang didirikan pada April 2020 dan beroperasi Agustus 2020.


Luhut membantah mengambil untung di bisnis yang dijalankan Genomik. Ia mengklaim tak pernah mengambil keuntungan baik dalam bentuk dividen atau pendapatan lainnya di PT Genomik Solidaritas Indonesia. “Saya tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia,” ujar Luhut dalam media sosial Instagram-nya, Rabu, 3 November 2021.


Garibaldi Thohir


Yayasan Adaro, organisasi nirlaba di bawah PT Adaro Energy Tbk mengantongi 6,18 persen saham GSI Lab.  Di Adaro, Garibaldi Thohir—kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir—duduk sebagai presiden direktur.


Garibaldi Thohir mengklaim Adaro berpartisipasi dalam penanganan pandemi sejak wabah Covid-19 muncul pada Maret 2020. Ia menyebutkan Adaro tak berniat mencari keuntungan dan ingin memudahkan masyarakat memperoleh layanan tes usap berbasis PCR. “Adaro berpartisipasi melalui yayasan,” ujar Boy, sapaan akrab Garibaldi.


Arsjad Rasjid


Yayasan Indika untuk Indonesia milik PT Indika Energy Tbk yang dipimpin Ketua Kamar Dagang Umum dan Industri Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid diketahui memiliki saham mayoritas Genomik (GSI Lab).


Patrick Sugito Walujo dan Glenn Timothy Sugita


Pemilik lain Genomik terlacak melalui investasi Yayasan Northstar Bhakti Persada. Berdasarkan akta, Patrick Sugito Walujo dan Glenn Timothy Sugita menjadi pendiri dan pembina yayasan itu. Keduanya berkongsi membentuk firma investasi di Singapura, Northstar Group.


Patrick Sugito Walujo mengklaim partisipasi Northstar di Genomik adalah kegiatan sosial dan bukan komersial.


Enggartiasto Lukita


Bekas Menteri Perdagangan ini disebut sebagai pendiri perusahaan PT Inti Bios Persada Sejahtera, yang mengoperasikan laboratorium tes PCR dengan bendera Intibios Lab & Klinik yang beroperasi sejak Agustus 2020.


Direktur Utama Intibios Rio Abdurrachman Podunggae mengatakan Intibios didirikan oleh para dokter. “Bisnis kami tak ada kaitan dengan partai politik karena murni urusan profesional dan demi kemanusiaan," kata Rio seperti dikutip dalam Majalah Tempo.


Lusyani Suwandi


Kader Partai NasDem ini menjabat Direktur PT Hamera Sarana Indonesia, yang mengendalikan Hamera Laboratorium di Cilincing, Jakarta Utara. Lusyani membenamkan modal Rp 9,9 miliar dan menguasai 99 persen saham perseroan.


Lusyani membenarkan memiliki saham mayoritas di Hamera. Sebagai pemilik saham, ia mengatakan mencari untung agar bisnisnya eksis. Namun turunnya harga tes PCR membuat perusahaan berpotensi merugi. “Kami berharap turunnya harga membuat masyarakat lebih mampu mengakses tes Covid-19,” katanya.


Jack Budiman


PT Budimanmaju Megah Farmasi, yang sejak 2020 mengoperasikan jaringan laboratorium tes PCR dengan bendera Bumame Farmasi. Perusahaan itu kini mengelola 39 lokasi PCR di Jakarta dan sekitarnya, Bandung, Surabaya, dan Palembang. Mayoritas saham PT Budimanmaju dikempit PT Bumame Jakarta Indonesia di mana Jack Budiman sebagai pemegang saham mayoritas.(vn/Tempo)

Artikel Pilihan

Iklan