ENDE,vista-nusantara.com -Pasca kejadian pengeroyokan oleh sekelompok remaja terhadap dua orang pemuda yang menewaskan salah satu korban di Jalan Gatot Subroto Ende, pada bulan Oktober yang lalu, Masyarakat Kota Ende kembali dikejutkan dengan kejadian pengeroyokan oleh orang tak dikenal.
Kejadian tersebut mengakibatkan korban yang adalah mahasiswa pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende, harus mengalami memar dan bengkak pada sekujur tubuhnya.
Korban berinisial (S) yang adalah pemuda asal Nangaba dan juga anggota Perhimpunan Mahasiswa Katholik Republik Indonesia (PMKRI) cabang Ende ini, mengisahkan kejadian tersebut bermula ketika dirinya kembali dari pelabuhan Ende, guna mengantar adiknya yang hendak berangkat menggunakan kapal Niki pada Jumad, (12/11/2021).
Kepada publik ntt news, korban menceritakan sekitar pukul 03.00 pagi, dirinya yang kembali dari pelabuhan dimaksud, ditahan oleh seorang oknum tak dikenal di sekitaran emperan padang. Kemudian oknum tak dikenal tersebut meminta untuk mengantarnya pulang dengan alasan motor rusak.
Tak disangka, Oknum yang diduga mabuk tersebut langsung mencabut kunci motor milik korban dan memukul korban tepat di dada. Korban yang kebetulan baru keluar dari Rumah Sakit tersebut hampir jatuh, dan selanjutnya Oknum tak dikenal itu, mengambil motor korban dan memaksanya untuk ikut bersamanya.
Lantaran takut, Korban kemudian mengikutinya hingga Paupanda. Setibanya di Paupanda, Oknum tersebut kemudian memanggil beberapa oknum lainnya, untuk memukul korban. Korban kemudian kembali dipukul disitu.
“Saya waktu itu malam, takut sekali, sudah pasrah, dalam hati saya bilang saya mati, mereka pukul saya, ada yang dengan bambu, sukur saya tunduk kalau tidak kena di belakang kepala, dan ada juga dengan batu, baru saya ini baru keluar dari rumah sakit” Tutur korban sambil menyeka air matanya.
Setelah melakukan aksi demikian, korban kemudian kembali dibawah ke pelabuhan oleh oknum yang menahannya tadi. Setibanya di Pelabuhan, korban kemudian diancam untuk tidak melaporkan ke kepolisian, sembari membawa motor korban pergi.
“Sampai di pelabuhan, dia suruh saya turun, baru dia omong di teman-temannya bilang saya, yang salah- salah semua, dia juga ancam saya, tidak boleh lapor, kalau lapor dia tikam saya kasih mati” Kisah korban.
Sambil menangis, korban kemudian meminta bantuan kepada salah seorang pemuda yang diduga merupakan teman pelaku, untuk mengembalikan motornya.
Selanjutnya, korban kemudian kembali ke kos, dan tidak melaporkannya ke kepolisian, lantaran sudah diancam. Alhasil teman-teman korban dari marga PMKRI Ende, yang mengetahuinya setelah diceritakan langsung melaporkan kejadian tersebut ke polres Ende.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PMKRI Cabang Ende, yang dijumpai di Marga Siswa PMKRI Ende, membenarkan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian dimaksud ke kepolisian serta berkomitmen untuk terus mengawal prosesnya hingga tuntas.
“Tentunya kami percaya kepolisian bekerja profesional, dan kami juga mendesak agar secepatnya proses ini harus selesai, karena ini meresahkan dan berpotensi mengancam kenyamanan, dan keselamatan semua warga Ende, jadi yang seperti ini harus ditiadakan di kota Ende” Tegasnya.
Senada dengan itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende yang dihubungi melalui kontak pribadinya, kemudian mengecam tindakan tersebut, sembari mendesak kepolisian Ende, untuk segera menangkap pelaku.
“Kami dari GMNI Ende, mengecam dan mengutuk tindakan ini, bukan hanya karena dia Mahasiswa, ataupun Kader PMKRI, tapi lebih penting dia adalah Manusia, dan Warga Negara yang harus dilindungi. Kami percaya juga kepolisian itu profesional tapi harapan kami ini harus segera selesai, agar persoalan demikian tidak boleh ada lagi di Ende, kalau tidak orang akan takut ke Ende. Ende sudah tidak aman kalau begini ” Tuturnya.
Untuk diketahui, hingga berita ini diturunkan pihak kepolisian Ende, belum dikonfirmasi lebih lanjut.(vn/publikntt)